Ketika
duduk di sekolah menengah pertama, disanalah aku mulai mengenal cinta. Cinta
yang ku kenal saat itu hanyalah cinta monyet “kata orang lain”. Tepatnya saat
aku duduk di kelas 3 sekolah menengah pertama, aku mengenal seorang pria yang
belom pernahku temui. Sebut saja inisialnya mr.A. Dia pria yang kukenal memalui
teman dekatku pas kelas 3.
Awalnya
temen ku yang mengenalkannnya yang memulai untuk menghubunginnya melalui pesan
singkat mengunakan hpku. Aku hanya melanjutkan keisengan temanku yang mulai
meng_sms_nya duluan.
Setibanya
dirumah aku membaca sms yang belum ku buka sejak sepulang sekolah saat bel
pulang berbunyi. Pas kubaca, ternyata sms itu dari mr.A yang kuceritakan tadi.
Seperti kebanyakan remaja lainnya saat mendapatkan sms dari cinta monyetnya,
yaitu : kamu lagi apa? Udah pulang sekolah? Udah makan belom? Jangan telat
makan ya, aku ga mau kamu sakit? Waaaawwww ini nih yang ngebuat cwe ngerasa
diperhatiin banget sama pasangannya “belum jadian”
Seminggu
berkenalan dengannya membuat aku merasaakan kehadiran seseorang yang selama ini
belum pernah hadir di masa remajaku. Walaupun aku belum pernah bertemu
dengannya, tapi dia adalah seseorang yang baik dan perhatian. Oh iyaa dia anak
semata wayang lohh...yaa tidak heran kalau dia sedikit manja “cwo loh padahal”.
Tapi tidak sedikitpun aku merasa risih dengan sikapnya.
Sedikit
banyak aku sudah mulai dekat dengan mr. A, dan seminggu aku dekat, temanku
mulai menanyakan bagaimana hubunganku dengannnya. Aku sihh memberinya hpku
,dengan maksud agar dia membaca semua pesan singkat darinya. Dan dia membaca
semua smsnya. Walaupun dia bilang “wahh bentar lagi ada yang jadian nih” tapi
dari raut mukanya aku melihat kekesalan yang tak menerima kalau aku bisa
sedekat ini dengannya.
Pendekatan
yang kita lalui tak terlalu lama, dan pada akhirnya dia mulai menyukai
perhatianku padanya. Dia mulai nyaman dengan perhatian yang aku berikan, dan
yang paling dia senang ketika aku mengkhawatirkan keadaannya. Itulah yang dia
tidak dapatkan dari seorang mamanya “katannya”.
Akhirnya
kita jadian loh,, yaa walaupun aku tak tahu bagaimana wajahnya dan seperti apa
dia. Beberapa bulan kita jadiaan sii indah banget, yaa bener kata orang manis
diawal, di belakang pahit. Sebulan ,dua bulan dan tiga bulan dia hadir di
hari-hariku. Tapi 3 bulan belakangan aku merasa “ada yang aneh” aku pacaran
denga seseorang yang belom pernah kutemui, bahkan melihatnya dari kejauhan pun
tidak. Bukan itu saja, sikap over protectivenya itu yang membuatku tidak
nyaman. Aku harus selalu menghunginnya “sms/telpon”, tidak boleh dekat dengan
temen cwo. Whatt??? Siapa dia “pacar” iaa tapi tepatnya hanya “ttm” dan mulai
sejak itu aku mulai menjauh darinya : tidak pernah sms/telepon.
Seharian
aku tak mengabarinya, akhirnya dia menelponku dan bertanya alasan mengapa aku
tak mengabarinya. Aku menjawab teleponnya dan benjawab semua peranyaannya;
“kayanya aku udah ga bisa sama kamu” mr.a; kenapa? Kamu ga sayang sama aku? ;
bukan tapi aku ngerasa ada yang aneh sama kita ; mr.a : aneh kenapa, aku salah
sama kamu? ; engga kamu ga salah sama aku, tapi aku udah ga bisa sama kamu;
mr.a; ywd kalau kamu udah ga mau sama aku, aku mau mati aja, aku mau minum
baygon ; ywd minum aja ; mr.a ; ohh gitu ywd aku mati aja. Tuttttttutt tutttt
“teleponnya mati. Sebagai seorang cwe aku punya rasa bersalah dong, udah ga
peduli sama dia, yaa aku telepon balik lagi : kamu ga beneran kan; mr. A
;kenapa ?kamu masih peduli sama aku ; iaa lah aku peduli, udah yaa kamu jangan
minum baygon. Yaa akhinya dia mau denger kata-kata aku. Yaa kita balikan lagi
dehh
Ternyata
memnag tidak sehat menjalin hubungan seperti ini: 1. Cinta monyet sii cinta
monyet tapi ga begini juga. 2. Aku tidak pernah melihat/bertemu dengannya. 3.
Apakah fakta yang aku ketahui darinya itu benar tentang dirinya. Entalah tapi
aku ngersa tidak sehat dengan semuanya, dan pada akhirnya aku memutuskan untuk
menganti nomer, agar dia tidak bisa menghubungiku. Begitulah cinta monyetku
Dan
ga disangka-sangka, aku melihatnya pertama kali, pas di kampus ; saat itu
sedang praktikum malam, kalau ga salah praktikum deaeasy. Kebetulan jadwal
praktikumku dengannya berbarengan. Tapi aku hanya berani melihatnya dari jauh.
Itupun aku tahu dia, saat teman sekelasnya memanggil nama lengkapnya dan
kebetulan juga aku membelakanginnya. Ternyata cinta monyetku seorang yang
tampan, jurusan akuntansi (sejurusan), dan kuliah di tempat yang sama. Walaupun
tak berani menegurnya karena kejadiannya kita pernah kenal juga udah 3 tahun
yang lalu. Itupun kalau dia mengingatnya.
Tapi
dengan bisa melihatnya dari jauh, aku sudah merasa senang karena aku pernah
mengenalnya walapun tidak nyata, dan sekarang menjadi nyata walaupun hanya dari
kejauhan. Itulah cinta “monyet” diragukan saat semua berjalan, dan disesali
saat melihatnya jauh dan ternyata dia seseorang yang sesuai dengan kriteriamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar