NAMA : YUNI BAKTI MARIA
NPM : 27211661
KELAS
: 4EB07
KONVERGENSI
AKUNTANSI INTERNASIONAL
Apa IFRS itu?
IFRS (International
Financial Reporting Standard) adalah standar akuntansi internasional yang
diterbitkan oleh IASB (International AccountingStandard Board).
Konvergensi IFRS?
Pengertian
konvergensi IFRS yang digunakan merupakan awal untuk memahami apakah
penyimpangan dari PSAK harus diatur dalam standar akuntansi keuangan.
Pendapat yang memahami konvergensi IFRS adalah full adoption menyatakan
Indonesia harus mengadopsi penuh seluruh ketentuan dalam IFRS, termasuk
penyimpangan dari IFRSs sebagaimana yang diatur dalam IAS 1 (2009):
Presentation of Financial Statements paragraf 19-24. IFRS menekankan pada
principle base dibandingkan rule base.
Tujuan
akhir dari konvergensi IFRS adalah PSAK sama dengan IFRS tanpa adanya
modifikasi sedikitpun. Di sisi lain, tanpa perlu mendefinisikan konvergensi
IFRS itu sendiri, berdasarkan pengalaman konvergensi beberapa IFRS yang sudah
dilakukan di Indonesia tidak dilakukan secara full adoption.
Sistem
kepengurusan perusahaan di Indonesia yang memiliki dewan direksi dan dewan
komisaris (dual board system) berpengaruh terhadap penentuan kapan peristiwa
setelah tanggal neraca, sebagai contoh lain dari perbedaan antara PSAK dengan
IFRS. Indonesia melalui Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) – Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) sedang melakukan proses konvergensi IFRS dengan target
penyelesaian tahun 2012. IFRS menekankan pada principle base dibandingkan rule base.
Indonesia
akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012, Strategi adopsi yang dilakukan
untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy dan gradual strategy.
Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan –
tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara – negara maju. Sedangkan
pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini
digunakan oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia.
Sasaran
Konvergensi IFRS tahun 2012, yaitu merevisi PSAK agar secara material sesuai
dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif tahun 2011/2012,
Konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap. Adapun manfaat yang
diperoleh dari konvergensi IFRS adalah memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan
penggunaan SAK yang dikenal secara internasional, meningkatkan arus investasi
global melalui transparansi, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund
raising melalui pasar modal secara global, menciptakan efisiensi penyusunan
laporan keuangan.
Mengapa negara kita saat ini mengacu
pada IFRS?
Alasannya
adalah kita tidak bisa menolak arus globalisasi karena bagaimanapun juga agar
negara kita dapat disetarakan dalam kegiatan perekonomian internasional, dan
dalam pembuatan laporan keuangan yang dapat diakui secara internasional.
Dapat
dilihat dari semakin banyaknya investasi asing yang masuk ke Indonesia. Di mana
kita harus siap bersaing dengan tenaga asing, khususnya akuntan luar negeri
yang akan berdatangan sehubungan akan tingginya permintaan akuntan berstandar
internasional. Secara tidak langsung negara kita pun tidak mau ketinggalan
dalam bersaing oleh karena itu kita harus segera mengejar target konvergensi
IFRS tersebut
Alasan perlunya konvergensi ke IFRS?
Dengan dilakukannya
konvergensi PSAK ke IFRS maka :
1. Mengurangi
peran dari badan otoritas dan panduan terbatas pada industri-industri spesifik.
2. Pendekatan
terbesar pada subtansi atas transaksi dan evaluasi dimana merefleksikan
realitas ekonomi yang ada.
3. Peningkatan
daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di
pasar modal internasional.
4. Menghilangkan
hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan
pelaporan keuangan.
5. Mengurangi
biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis
keuangan bagi para analis.
6. Meningkatkan
kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.
Apa manfaat konvergensi IFRS?
Diantaranya adalah :
·
Memudahkan pemahaman atas laporan
keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional.
·
Meningkatkan arus investasi dlobal
melalui transparansi.
·
Menurunkan biaya modal dengan membuka
peluang fund raising melalui pasar modal secara global.
·
Menciptakan efisiensi penyusunan laporan
keuangan.
·
Meningkatkan kualitas laporan keuangan,
dengan mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.
Contoh
soal :
1. Dibawah
ini yang merupakan kepanjangan dari IFRS adalah…
a. International
Financial Reporting Standard
b. Internasional
Final Reporting Standard
c. Internasional
Function Reporting Standard
d. Internasional
Fery Reporting Standard
Jawab : a. International
Financial Reporting Standard
2. Apa
tujuan IFRS di Indonesia…
a. Untuk
memajukan rakyat
b. Agar
dapat disetarakan dalam kegiatan perekonomian internasional
c. Agar
pemerintah dapat dengan mudah mengatur rakyat
d. Untuk
mebantu auditor dalam memeriksa laporan keuangan
Jawab : b. Agar dapat
disetarakan dalam kegiatan perekonomian internasional
3. Yang
bukan merupakan merupakan konversi PSAK ke IFRS adalah…
a. Mengurangi
peran dari badan otoritas dan panduan terbatas pada industri-industri spesifik.
b. Pendekatan
terbesar pada subtansi atas transaksi dan evaluasi dimana merefleksikan
realitas ekonomi yang ada.
c. Peningkatan
daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di
pasar modal internasional.
d. Meningkatkan
kualitas auditor di Indonesia
Jawab
: d. Meningkatkan kualitas auditor di Indonesia
4.
Dibawah ini adalah manfaat Konversi
IFRS, kecuali…
a. Memudahkan
pemahaman atas laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal
secara internasional.
b. Meningkatkan
arus investasi dlobal melalui transparansi.
c. Membuka
peluang di dunia auditor
d. Menciptakan
efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Jawab
: c. Membuka peluang di duan auditor
5.
Pada tahun berapa di Indonesia
Mengadopsi IFRS…
a. 2010
b. 2011
c. 2012
d. 2013
Jawab
: c. 2012
SUMBER
:
1.
Choi, Frederick D.S dan Gerhard D.
Mueller. 2005. Akuntansi Internasional, Buku 1 edisi 5. Jakarta:Salemba Empat.
2.
Sriartha, dkk. 2004. Perspektif
Global. Tidak diterbitkan: Singaraja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar