Penulisan 1 : (tugas yang ke tiga softskill)
Isu etika
signifikan dalam dunia bisnis DAN PROFESI
Perubahan perdagangan
dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi dunia
semakin membaik. Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan
segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian
suatu tujuan. Kalau sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor
perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi.Terjadinya perbuatan tercela
dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya,
makin hari semakin meningkat. Tindakan mark-up, ingkar janji, tidak
mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam
maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabdian para
pengusaha terhadap etika bisnis.Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan
sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus
diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan
bagi aktivitas bisnis yang dijalankan.
Berikut adalah sub pembahasan mengenai
“isu etika signifikan dalam dunia bisnis” :
1. BENTURAN
KEPENTINGAN
8 Kategori situasi benturan kepentingan (conflict of
interest) tertentu, sebagai berikut:
·
Segala konsultasi atau hubungan lain
yang signifikan dengan atau berkeinginan mengambil andil di dalam aktivitas
pemasok, pelanggan atau pesaing (competitor).
Ø Contoh:
Seorang karyawan disebuah perusahaan memeliki usaha dibidang penyedian bahan
baku, dan kemudian karyawan tersebut berusaha menggantikan aktifitas pemasok
lain dengan memasukkan pasokan bahan baku dari usaha yang dia miliki tersebut
ke perusahaan tempat dia bekerja.
·
Segala kepentingan pribadi yang
berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
Ø Contoh:
Ketika seorang karyawan mendapatkan tugas keluar kota dari perusahaan tempat
dia berkerja dia memanfaatkan sebagian dari waktu tersebut untuk sekalian
berlibur dengan anggota keluarganya.
·
Segala hubungan bisnis atas nama
perusahaan dengan personal yang masih ada hubungan keluarga (family) atau
dengan perusahaan yang dikontrol oleh personal tersebut.
Ø Contoh:
Seorang karyawan di suatu perusahaan memasukkan anggota keluarganya untuk dapat
menempati suatu posisi di perusahaan tersebut tanpa harus melewati tahapan
recruitment seperti para pencari kerja lainnya.
·
Segala posisi dimana karyawan dan
pimpinan perusahaan mempunyai pengaruh atau control terhadap evaluasi hasil
pekerjaan atau kompensasi dari personal yang masih ada hubungan keluarga
Ø Contoh: Seorang
manajer memberikan evaluasi hasil kerja yang baik terhadap anggota keluarganya
yang bekerja di perusahaan itu juga, padahal kinerja dari anggota keluarganya
itu tidak sesuai dengan hasil laporan yang dilaporkan oleh manajer tersebut.
·
Segala penggunaan pribadi maupun
berbagai atas informasi rahasia perusahaan demi suatu keuntungan pribadi,
seperti anjuran untuk membeli atau menjual barang milik perusahaan atau produk,
yang didasarkan atas informasi rahasia tersebut
Ø Contoh:
Seorang karyawan disuatu perusahaan memberikan atau membocorkan rahasia
perusahaan kepada temannya yang berkerja disuatu perusahaan yang bergerak
dibidang usaha yang sama.
·
Segala penjualan pada atau pembelian
dari perusahaan yang menguntungkan pribadi
Ø Contoh:
Perusahaan membeli kendaraan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan,
tetapi salah satu karyawan diperusahaan tersebut menggunakan kendaraan tersebut
untuk berekreasi ke suatu tempat.
·
Segala penerimaan dari keuntungan, dari
seseorang / organisasi / pihak ketiga yang berhubungan dengan perusahaan
Ø Contoh:
Perusahaan menjual salah satu asetnya kepada perusahaan lain dengan harga yang
telah dimanipulasi sehingga perusahaan memperoleh keuntungan yang besar.
·
Segala aktivitas yang berkaitan dengan
insider trading atas perusahaan yang telah go public yang merugikan pihak lain.
Ø Contoh:
Seorang karyawan dalam memberikan informasi kepada manajer investainya tentang
efek yang diperdagangkan yang dimana informasi tersebut tidak disediakan oleh
emiten, dan orang dalam tersebut melakukan transaksi atas efek perusahaan
tersebut.
2. ETIKA DALAM
TEMPAT KERJA
Etika bisnis sangat penting untuk menciptakan
lingkungan kerja yang harmonis, serta untuk memberi citra positif pada
perusahaan tempat Anda bekerja. Meski ada sekelompok orang yang lebih
mementingkan ketrampilan teknis dan kecerdasan, namun sekarang makin banyak
perusahaan yang lebih memilih karyawan yang mampu bertata krama dengan sejawat,
terlebih pada klien. Seperti kata John Rockefeller (industriawan terkemuka
Amerika di era-1870-an, pendiri cikal bakal Exxon Mobile), “Kamampuan bertata
krama terhadap orang lain akan saya nilai lebih tinggi daripada
kemampuan-kemampuan lain”.
Sikap baik menurut suatu tata krama bukan berarti
bersikap sebagai seorang yang tahu segalanya atau mengoreksi kesalahan orang
lain. namun suatu usaha untuk menghormati pihak lain dan memperlakukan mereka
dengan sopan dan baik.
Banyak etika yang berlaku di tempat kerja, namun ada
beberapa yang perlu Anda cermat:
1. Menghormati Budaya Kerja Perusahaan Anda.
Bila budaya kerja
perusahaan tempat Anda bekerja bersifat santai dan kasual, jangan mengenakan
suits mahal dari butik perancang italia. Hal ini disamping akan membuat Anda
‘berbeda’ juga dimungkinkan menimbulkan kecemburuan sosial dari rekan-rekan
sejawat Anda. Jadi bagian dari mereka.
2. Hormat Senior Anda dan lakukan sebagaimana
mestinya tanpa bersikap berlebihan.
Banyak perusahaan punya
tingkat hierarki sendiri, pelajari dan sesuaikan sikap Anda pada tiap
tingkatan. Misal: Jangan anggap bos seperti teman bermain atau bercanda.
3. Hormati Privacy Orang Lain.
Meski Anda bekerja
dengan banyak orang, Anda harus tahu secara pasti batas-batas pribadi mereka Jangan
sok akrab dengan melakukan pendekatan yang tidak perlu.
4. Hormati Cara Pandang Orang Lain.
Selesaikan pertentangan
yang terjadi dengan luwes. Kenali perbedaan pendapat tentang agama, politik,
moral serta gaya hidup masing-masing orang, tapi jangan paksakan apa yang
menjadi keyakinan Anda.
5. Tangani Beban Kerja Anda
Tanpa perlu
melimpahkannya pada orang lain. Stres memang tidak dapat dihindari, namun saat
mengalaminya Anda harus menyalurkannya pada hal yang lebih positif, tanpa perlu
marah atau membentak rekan kerja Anda.
6. Bersikap Sopan Pada Semua Orang Di Kantor.
Bahkan jika posisi Anda
sudah lumayan tinggi sekalipun, bukan berarti Anda dapat memerintah bawahan
dengan sewenang-wenang. Karena semua orang berhak dihormati dan didengar pendapatnya.
7. Tidak Semena-mena Menggunakan Fasilitas
Kantor
Perlu Anda ketahui
bahwa peralatan kantor disediakan untuk memudahkan kerja banyak pihak, jadi
rawatlah baik-baik semua fasilitas yang Anda pakai. Dan hindari penggunaan
fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi. Misalnya, menggunakan mobil dinas
untuk keperluan-keperluan kantor dsb.
3. AKTIVITAS BISNIS
INTERNESIONAL – MASALAH BUDAYA
Apakah sebuah bisnis
merupakan multinasional sejati atau hanya menjual kepada beberapa pasar luar
negeri tertentu, terdapat sejumlah faktor yang akan berpengaruh terhadap
operasi internasionalnya. Keberhasilan dalam pasar luar negeri sebagian besar
ditentukan oleh cara-cara bisnis tersebut menanggapi hambatan sosial, ekonomi,
hukum, dan politik dalam perdagangan internasional.
Kepemimpinan berperan
sebagai motor yang harus mampu mencetuskan dan menularkan kebiasaaan produktif
di lingkungan organisasi. Maka dengan demikian, masalah budaya perusahaan
bukanlah hanya apa yang akan dikerjakan sekolompok individu melainkan juga
bagaimana cara dan tingkah laku mereka pada saat mengerjakan pekerjaan
tersebut.
Seorang pemimpin
memiliki peranan penting dalam membentuk budaya perusahaan. Hal itu bukanlah
sesuatu yang kabur dan hambar, melainkan sebuah gambaran jelas dan konkrit.
Jadi, budaya itu adalah tingkah laku, yaitu cara individu bertingkah laku dalam
mereka melakukan sesuatu.
Tidaklah mengherankan,
bila sama-sama kita telaah kebanyakan perusahaan sekarang ini. Para pemimpin
yang bergelimang dengan fasilitas dan berbagai kondisi kemudahan. Giliran
situasinya dibalik dengan perjuangan dan persaingan, mereka mengeluh dan malah
sering mengumpat bahwa itu semua karena SDM kita yang tidak kompeten dan tidak
mampu. Mereka sendirilah yang membentuk budaya itu (masalah budaya). Semua
karena percontohan, penularan dan panutan dari masing-masing pemimpin. Maka
timbul paradigma, mengubah budaya perusahaan itu sendiri.
Setiap perusahaan yang
memiliki rencana menjalankan bisnis di negara lain harus memahami perbedaan
antara masyarakat dan budaya negara tersebut dengan negara asalnya, beberapa
perbedaan tentu saja cukup jelas terlihat. Sebagai contoh, perusahaan harus
memperhitungkan faktor bahasa dalam melakukan penyesuaian terhadap pengepakan,
tanda dan logo.
4. AKUNTABILITAS
SOSIAL
Akuntabilitas sosial merupakan proses keterlibatan
yang konstruktif antara warga negara dengan pemerintah dalam memeriksa pelaku
dan kinerja pejabat publik, politisi dan penyelenggara pemerintah.
Tujuan Akuntanbilitas
Sosial, antara lain :
·
Untuk mengukur dan mengungkapkan dengan
tepat seluruh biaya dan manfaat bagi masyarakat yang ditimbulkan oleh
aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan produksi suatu perusahaan.
·
Untuk mengukur dan melaporkan pengaruh
kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya, mencakup : financial dan managerial
social accounting, social auditing.
·
Untuk menginternalisir biaya sosial dan
manfaat sosial agar dapat menentukan suatu hasil yang lebih relevan dan
sempurna yang merupakan keuntungan sosial suatu perusahaan.
Salah satu alasan utama
kemajuan akuntabilitas sosial menjadi lambat yaitu kesulitan dalam pengukuran
kontribusi dan kerugian. Prosesnya terdiri dari atas tiga langkah, diantaranya:
1. Menentukan biaya dan manfaat
sosialSistem nilai masyarakat merupakan faktor penting dari manfaat dan biaya
sosial. Masalah nilai diasumsikan dapat diatasi dengan menggunakan beberapa
jenis standar masyarakat dan mengidentifikasikan kontribusi dan kerugian secara
spesifik
2. Kuantifikasi terhadap biaya dan
manfaatSaat aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dan
kerugian serta kontribusi.
3. Menempatkan nilai moneter pada jumlah
akhir.Tanggung Jawab Sosial BisnisDunia bisnis hidup ditengah-tengah
masyarakat, kehidupannya tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat. Oleh
karena itu ada suatu tanggungjawab social yang dipikul oleh bisnis. Banyak
kritik dilancarkan oleh masyarakat terhadap bisnis yang kurang memperhatikan
lingkungan.
Banyak timbul perbedaan pendapat mengenai
bahwa tanggungjawab bisnis hanya terbatas sampai menghasilakan barang dan jasa
buat konsumen dengan harga yang murah, atau juga ada yang mengatakan
tanggungjawab bisnis adalah jangan mengambil keuntungan besar, tetapi yang
sewajarnya.Dalam dunia bisnis juga semua orang tidak mengharapkan memperoleh
perlakuan tidak jujur dari sesamanya, banyak praktik manipulasi tidak akan
terjadi jika dilandasi dengan moral tinggi.
Moral dan tingkat
kejujuran rendah akan menghancurkan tata nilai etika bisnis itu sendiri, karena
masalahnya nilai etika hanya ada di dalam hati nurani seseorang. Etika
mempunyai kendali intern dalam hati, berbeda dengan hokum yang mempunyai unsur
paksaan ekstern. Akan tetapi bagi orang-orang yang berkecimpung dalam bidang
bisnis yang dilandasi oleh rasa keagamaan mendalam akan mengetahui bahwa
perilaku jujur akan memberikan kepuasan tersendiri dalam kehidupannya baik
dalam duniawi maupun akhirat.
5. MANAJEMEN KRISIS
Manajemen krisis adalah respon
pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi
bisnis yang telah berjalan normal. Artinya terjadi gangguan pada proses bisnis
‘normal’ yang menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk mengoptimalkan
fungsi-fungsi yang ada, dan dengan demikian dapat dikategorikan sebagai
krisis.Kejadian buruk dan krisis yang melanda dunia bisnis dapat mengambil
beragam bentuk. Mulai dari bencana alam seperti Tsunami, musibah teknologi
(kebakaran, kebocoran zat-zat berbahaya) sampai kepada karyawan yang mogok
kerja. Segala kejadian buruk dan krisis, berpotensi menghentikan proses normal
bisnis yang telah dan sedang berjalan, membutuhkan penanganan yang segera
(immediate) dari pihak manajemen. Penanganan yang segera ini kita kenal sebagai
manajemen krisis (crisis management).
Saat ini, manajemen krisis dinobatkan sebagai new
corporate discipline. Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan
terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah
berjalan normal. Pendekatan yang dikelola dengan baik sebagai respon terhadap
kejadian itu terbukti secara signifikan sangat membantu meyakinkan para
pekerja, pelanggan, mitra, investor, dan masyarakat luas akan kemampuan organisasi
melewati masa krisis.
Aspek dalam Penyusunan Rencana BisnisSetidaknya
terdapat enam aspek yang mesti kita perhatikan jika kita ingin menyusun rencana
bisnis yang lengkap. Yaitu tindakan untuk menghadapi :
1. Situasi darurat (emergency respon.
2. Skenario untuk pemulihan dari bencana
(disaster recovery)
3. Skenario untuk pemulihan bisnis
(business recovery)
4. Strategi untuk memulai bisnis kembali
(business resumption)
5. Menyusun rencana-rencana kemungkinan
(contingency planning), dan
6. Manajemen krisis (crisis
management).Penanganan Krisis Pada hakekatnya dalam setiap penanganan
krisis, perusahaan perlu membentuk tim khusus.
Tugas utama tim
manajemen krisis ini terutama adalah mendukung para karyawan perusahaan selama
masa krisis terjadi. Kemudian menentukan dampak dari krisis yang terjadi
terhadap operasi bisnis yang berjalan normal, dan menjalin hubungan yang baik
dengan media untuk mendapatkan informasi tentang krisis yang terjadi. Sekaligus
menginformasikan kepada pihak-pihak yang terkait terhadap aksi-aksi yang
diambil perusahaan sehubungan dengan krisis yang terjadi.
Dalam menghadapi krisis
dibutuhkan kepemimpinan yang efektif. Sang pemimpin mesti mengetahui tujuan dan
strategi yang jelas untuk mengatasai krisis. Tentu harus dilandasi oleh rasa
optimisme terhadap penyelesaian krisis. Mintalah dukungan dari semua orang, dan
tunjukkan bahwa perusahaan mampu menghadapi krisis yang terjadi ini dengan
baik. Tenangkan hati mereka. Ajaklah seluruh anggota organisasi untuk terlibat
dalam mencari dan menjalani solusi krisis yang telah disusun bersama.
Salah
satu permasalahan yang dihadapi oleh manajemen perusahaan adalah situasi krisis
yang melanda perusahaan. Berbagai contoh krisis perusahaan adalah kasus
penyedap makanan Ajinomoto yang diduga terbuat dari bahan berasalah dari babi.
Sebelumnya pernah juga terjadi krisis yang melanda pabrik biskuit dari pabrik
susu yang terkait dengan isu biskuit beracun dan isu pengunaanlemak babi.Kedua
masalah tersebut telah berkembang menjadi isu nasional dan telah melibatkan
banyak pihak di dalam penanganannya. Implikasi dari kedua masalah tersebut
tidak hanya berpengaruh terhadap perusahaan besar, tetapi juga telah membuat
perusahaan kecil dan pedagang kecil ikut merasakan akibatnya. Sekian banyak
pengangguran yang terjadi, dan sekian banyak produk yang tidak laku dijual. Disamping
masalah yang sangat besar seperti contoh di atas, tidak jarang perusahaan
dilanda oleh masalah yang implikasinya hanya terbatas pada ruang lingkup satu
perusahaan saja. Beberapa contoh krisis yang dihadapi perusahaan adalah :
1) masalah
pencemaran lingkungan oleh pabrik.
2) masalah
unjuk rasa oleh pekerja.
3) masalah
produk yang tidak bisa dipasarkan.
4) masalah
kericuhan dengan pemerintah dalam hal peraturan yang berkaitan dengan izin usaha.
SUMBER :
1. Robiatul
Auliyah. Sociological Perspective on Auditing: Postmodernisme Perspective Internal
Auditor dan Dilema Etika. No 1 Vol 4. April 2011
2. Silvia
Syahraini. Pemetaan Perilaku Mahasiswa Ekonomi Ditinjau dari Perspektif
Etika Teleologi. 2010.
3. Sukrisno,
Agus dan I Cenik Ardana. 2011. Etika Bisnis dan Profesi tantangan membangun
manusia seutuhnya. Edisi Revisi. Salemba Empat.
4. Witnestika
Ocha. Manajemen Krisis PT. Lion Mentari Airlines Dalam Menangani
Berita-Berita Negatif Di Media Masa. Depok. 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar