Ketika
duduk di sekolah dasar mungkin bapak/ibu guru bertanya cita-cita
murid-muridnya. Mungkin kita berpikir cita-cita hanya sebuah “khayalan” akan
masa depan kita kalau kita besar nanti. Saat pertanyaan itu ditujukan kepada
saya, saya menjawab saya akan menjadi seorang pengacara. Alasannya karena
pengacara mampu membela seseorang yang tidak bersalah tetapi dinyatakan
bersalah. Tetapi hal itu sudah berlalu dan sekarang saya kuliah tidak mengambil
jurusan Hukum melainkan jurusan Akuntansi. Saya berharap di jurusan ini saya
mampu berhasil walaupun hal tersebut tidak sesuai dengan cita-cita saya saat
duduk di sekolah dasar.
Berbicara masa dimana saya masih
duduk di sekolah dasar, yang terlintas mungkin hanya sekedar untuk bermain dan
bermain. Apabila ada hal yang dipikirkan berkaitan dengan “perekonomian” paling
hanya hal sederhana, seperti “kenapa dia ga sekolah? Aku aja sekolah padahal
umur dia sama kaya aku” ; “kenapa mereka sekolah ga pake seragam?” ; trus “aku
belajar pake lampu, kok mereka pake lilin?” hal hal sederhana seperti ini lah
yang terlintas di pikiran saya.
Belajar dari pertanyaan-pertanyaan
yang muncul ketika saya kecil ternyata kurang lebih memberikan gambaran
perekonomian sebuah negara kita tercinta ini. Mengapa mereka yang sepatutnya
mengecap bangku sekolah malah tidak bersekolah, bahkan ada yang mencari uang
untuk membantu orangtua mereka. Trus di daerah terpencil, banyak diantara
mereka yang bersekolah tetapi tidak bisa mengenakan seragam seperti anak-anak
lain yang bersekolah lengkap dengan seragam,topi dan dasi. Menjelang malam tiba
lebih mengenaskan lagi lampu yang seharusnya menerangi mereka saat membaca
sebuah buku atau sekedar mengerjakan PR tidak teralir ke rumah mereka.
Cerita ditas hanyalah pemikiran saya
ketika duduk di sekolah dasar. Kalau diberikan kesempatan untuk “khayalan”
sebagai seorang menteri perekonomian. Hal pertama yang saya lakukan adalah
memperhatikan perdagangan di negeri ini khususnya perdagangan melalui “retail”
dan “online” perdagangan merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan
perekonomian indonesia.
Perdagangan
retail yang saya ketahui adalah perdagangan yang berhubungan langsung dengan
konsumen, disana kita dapat melihat, memilih, memegang dan mencoba barang yang
kita inginkan walaupun pada akhirnya kita tidak membelinya. Salah satu retail
yang kita kenal adalah indomaret, alfamart, giant, dan carrefour yang kita
ketahui bahwa alfamart sangat banyak di sekita kita bahkan jarak 500m ada
indomaret, dan ada juga alfamart yang bersampingan dengan indomaret. Disini
dapat kita lihat bahwa pengusaha retail sangat memanfaatkan peluang bisnis
untuk mendekati konsumennya sehingga konsumen tidak perlu pergi jauh-jauh untuk
membeli keperluannya sehari-hari.
Walaupun banyak pengusaha retail
yang memanfaat peluang bisnis dengan membangun usahanya di pulau jawa, ternyata
hal yang sama tidak dapat dilakukan diluar pulau jawa khususnya daerah” lain
seperti papua. Bagaimana tidak, untuk mengantarkan barang dagangan ke daerah
tersebut saja banyak kendala yang dialami seperti jalanan yang dilalui
distributor untuk mengantarnya, biaya pengantaran yaitu: bensin, uang makan dan
gaji supir tersebut. Hal itu merupakan kendala yang perlu ditangani oleh
pemerintah. Mungkin kalau jalanan ke daerah tersebut dapat diakses dengan mudah
pengusaha retail mampu mengembangkan usaha mereka dan menambah pemasukan
ekonomi di negera ini.
Kendala
yang dialami oleh pengusaha retail ternyata dijadikan peluang bisnis yang
dimanfaatkan oleh pengusaha online seperti: jarak yang terlampau jauh, kendala
transportasi dan tidak efisiensinya
waktu membuat pengusaha membuka bisnis online. Bisnis online menjajakan barang
dagangangan melalui gambar-gambar dan konsumen dapat melihat melalui web yang
menjajakan produk yang diinginkan. Barang yang mereka tampilkan biasanya sangat
menarik dan relatif terjangkau dan tidak membuang waktu saat kita inginkan
barang tersebut dan bisnis online ternyata dapat dilakukan ke luar pulau jawa
bahkan sampai ke papua sekalipun.
Ternyata
bisnis onlinepun mengalami kendala yaitu tidak jarang ditemukan barang yang
mereka tampilkan digambar tidak sesuai dengan barang yang sampai ke konsumen.
Selain itu banyak barang yang tidak sampai ke konsumen pada saat barang
tersebut jatuh tempo batas pengiriman sehingga banyak konsumen yang kecewa saat
melakukan transaksi melalui online.
Penjelasan
diatas saya dapat dari seminar edushow yang dilaksanakan oleh universitas
gunadarma generasi ke 2. Ternyata pengusaha retail dan online tidak dapat
dibandingkan lebih bagus atau lebih banyak konsumen yang mana? Atau lebih baik
mana dalam membantu perekonomian di indonesia. Pengusaha retail maupun online
mengaku bahwa mereka sama- sama bergerak di bidang perdagangan dan mereka tidak
saling menjatuhkan atau mematikan salah satu usaha dari pesaing mereka. Bahkan
disini pengusaha retail maupun online bekerja sama untuk memajukan bisnis
mereka dengan memanfaatkan kelebihan dari usaha mereka. Mungkin di masa-masa
yang berikutnya mereka berkerjasama dengan cara: online menjajakan produknya
dari barang dagangan retail dan retail dapat di onlinekan produknya lewat
bisnis online. Hal tersebut baru rencana dari seorang pengusaha retai dan
online yang berbicara dalam seminar edushow.
Seandainya
saya menjadi menteri perekonomian saya akan memperhatikan kendala yang dihadapi
oleh 2 pengusaha tersebut karena mereka merupakan salah satu bisnis yang sangat
besar dampaknya bagi perekonomian Indonesia dengan memfasilitasi akses jalan
bagi pengusahan tersebut. Sebenarnya Indonesia adalah negara yang sangat kaya
dengan hasil bumi yang melimpah tetapi banyak pelaku-pelaku usaha dalam
bidangnya tidak memanfaatkan peluang yang mereka miliki atau melihat peluang
tetapi dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Salah satu contoh adalah menjual
hasil bumi ke negeri orang seperti minyak bumi, batubara dll. Hasil bumi
tersebut merupakan jenis hasil bumi yang tidah dapat diperbaharui atau apabila
dipergunakan terus menerus akan habis. Sedangkan hasil penjualan dari minyak
dan batubara sangat besar tetapi hasil penjualannya tidak dapat dirasakan oleh
masyarakat sekitar tempat hasil bumi itu didapatkan.
Kurang
perhatianya petani di Indonesia juga menyebabkan turunaya perekonomian
(kesejahteraan petani) dapat dilihat dari banyaknya beras import yang masuk ke
Indonesia dan mahalnya keperluan untuk pertanian sedangkan harga jual tidak sebanding dengan
hasil pengeluaran yang mereka alami saat bertani. Hal itu menyebabkan kurangnya
minat para petani kita untuk melakukan kegiatan menanam padi dan menyebabkan
beras lokal tidak banyak diproduksi lagi.
Hal
tersebut sebagian kecil yang perlu saya (menteri perekonomian) perhatikan dalam
menjaga kelestarian sumber daya alam yang dimiliki oleh negeri ini dan
memperhatikan kesejahteraan rakyat seperti petani. Menjaga sumber daya dengan
tidak menjual belikan kepada negara lain. Memakai seperlunya saja sehingga
tidak terancam kelangkaan dan menghukum mereka pelaku-pelaku yang melakukan
kecurangan/penjualan ilegal. Dalam hal pertanian saya akan meberikan wadah
untuk menampung atau menjual hasil panen mereka sehingga tidak ada kerugian
atau kelangkaan beras untuk masyarakat Indonesia.
Langkah akhir yang saya lakuakan adalah mengharuskan
masyarakat untuk memakai 70% dari apa yang mereka punya adalah hasil produksi
dalam negeri karena dengan memakai produk dalam negeri kita dapat meningkatkan
produksi negeri ini dan menambah kas negara. Selain itu memberikan sarana/akses
bagi pengusaha retail,online, pengusaha hasil bumi, petani dan lain-lain untuk
mengeksport barang dagang/produk mereka ke negara lain sehingga meningkatkan
devisa negara.sumber : seminar gunadarma depok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar