Kamis, 13 Oktober 2011

TUGAS 5

Sebelum menyebutkan dan menjelaskan 5 pergaulan bisnis yang terkait dengan etika bisnis itu sendiri.
Alangkah baiknya kita mengetahui dahulu...
Apa itu " Etika Bisnis " ?
Etika bisnis adalah cara cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang di khususkan mengenai moral yang benar dan salah. Etika tersebut mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam " Etika Bisnis " :
* Pengendalian diri
* Tanggung jawab sosial
* Mempertahankan jati diri 
* Persaingan yang sehat
* Menerapkan Konsep " Pembangunan Berkelanjutan "
* Saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan pengusaha ke bawah
* Konsekuen/konsisten
* Rasa memiliki terhadap suatu yang telah disepakati
  sumber :  http://andyhariman.blogspot.com

Setelah mengetahui apa itu etika bisnis, kita dapat mengetahui 5 pergaulan bisnis yang terkait dalam kegiatan tersebut!
antara lain pergaulan bisnis tersebut adalah...

1. Hubungan antara bisnis dengan langganan atau konsumen

Hubungan antara bisnis dengan langganan merupakan hubungan yang paling banyak dilakukan, oleh karena itu bisnis haruslah menjaga etika pergaulannya secara baik. Antara lain pergaulan tersebut ialah :
a. Kemasan yang berbeda-beda membuat konsumen sulit untuk membedakan atau mengadakan perbandingan harga terhadap produknya.
b. Bungkus atau kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi di dalamnya, sehingga produsen perlu membedakan penjelasan tentang isi serta kandungan atau zat-zat yang terdapar dalam produk tersebut.
c. Pemberian service dan terutama garansi merupakan tindakan yang sangat etis bagi suatu bisnis. Sangatlah tidak etis untuk suatu bisnis yang menjual produknya yang ternyata jelek (busuk) atau tidak layak dipakai tetapi tidak mau menggati produk tersebut kepada pembeli.


2. Hubungan dengan karyawan

Manajer yang pada umumya selalu berpandangan  untuk memajukan bisnisnya sering kali harus berurusan dengan etika pergaulan dengan karyawannya. Pergaulan bisnis dengan karyawan ini meliputi beberapa hal yakni : penarikan (recruitment), latihan (training), promosi atau kenaikan pangkat, tranfer, demosi (penurunana pangkat), maupun lay-out atau pemecatan/PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Didalam menarik tenaga kerja haruslah dijaga adanya penerimaan yang jujur sesuai dengan hasil seleksi yang telah dijalankan. Sering kali terjadi, hasil seleksi tidak diperhatikan akan tetapi yang diterima adalah peserta yang berasal dari anggota keluarga sendiri. Disamping itu tidak jarang seorang manajer yang mencoba menaikan pangkat para karyawan dan generasi muda yang di anggap sangat potensi dalam rangka membawa organisasi menjadi lebih dinamis, tetapi hal tersebut mendapat protes keras dari karyawan generasi tua. Masalah lain lagi dan yang paling rawan adalah masalah pengeluaran karyawan atau dropout. Masalah DO/PHK ini perlu mendapatkan perhatian ekstra dari para manajer , karena hal ini tidak saja menyangkut etik akan tetapi juga masalah kemanusiaan. Karyawan yang di PHK tentu saja akan kehilangan mata pencahariannya yang menjadi tumpuan hidup dia bersama keluarganya.


3. Hubungan antar bisnis

Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Hal ini bisa terjadi hubungan antara perusahaan dengan saingannya, dengan penyalurnya, dengan grosirnya, dengan pengecernya, agen tunggalnya maupun distributornya. Dalam kegiatan sehari-hari tentang hubungan tersebut sering terjadi benturan-benturan kepentingan antara keduanya. Dalam hubungan itu tidak jarang dituntut adanya etika pergaulan bisnis yang baik. Sebagai contoh sebuah penerbit yang ingin menyalurkan buku-buku terbitannya kepada para grosir yang bersedia membeli secara kontan dalam jumlah besar dan contineu dengan memperoleh potongan rabat yang sama dengan penyalur. Rencana ini menjadi kandas karena mendapat protes keras dari para penyalur-penyalurnya yang memandang tindakan penerbit tersebut akan sangat merugikan para penyalur, sedangkan omset dari para penyalur sendiri dalam beberapa tahun tidak meningkat. Contoh lain adalah adanya perebutan tenaga kerja ahli atau manajer profesional oleh para pengusaha, Persaingan harga yang saling menjatuhkan diantara bisnismen dan sebagainya.

4. Hubungan dengan investor

Perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas dan terutama yang akan atau telah "go publik" harus menjaga pemberian informasi yang baik dan jujur dari bisnisnya kepada para investor atau calon investornya. Informasi yang tidak jujur akan menjerumuskan para investor untuk mengambil keputusan investasi yang keliru. Dalam hal ini perlu mendapat perhatian yang serius karena dewasa  ini indonesia sedang mengalami lonjakan kegiatan pasar modal. Banyak permintaan dari para pengusaha yang ingin menjadi eminten yang akan menjual sahamnya kepada masyarakat. Dipihak lain masyarakat sendiri juga sangat berkeinginan untuk menanamkan uangnya dalam bentuk pembelian saham ataupun surat-surat berharga yang lain yang diemisi oleh perusahaan di pasar modal. Oleh karena itu, masyarakat calon pemodal yang ingin membeli saham haruslah diberi informasi secara lengkap dan benar terhadap prospek perusahaan yang go public tersebut. Jangan sampai terjadi manipulasi atau penipuan informasi terhadap hal ini.

5. Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan

Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan terutama jawatan pajak pada umumya merupakan hubungan pergaulan yang bersifat finansial. Hubungan ini merupakan hubungan yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan rugi laba, misalnya laporan finansial tersebut haruslah disusun secara baik dan benar sehingga tidak terjadi kecendrungan kearah penggelapan pajak, misalnya keadaan tersebut merupakn pergaulan etika yang tidak baik.
Pelaksanaan tanggung jawab sosial suatu bisnis merupakan penerapan kepedulian bisnis terhadap lingkungan, baik lingkungan alam, teknologi, ekonomi, sosial, budaya, pemerintah maupun masyarakat internasional. Bisnis yang menerapkan etika bisnis, sedangkan bisnis yang tidak melaksanakan tanggung jawab sosial itu merupakan penerapan yang tidak etis. Penerapan etika bisnis ini merupakan penerapan dari konsep "Stake Holder" sebagai pengganti dari dari konsep lama yaitu konsep "Stock Holder". Pengusaha yang menerapkan konsep Stock Holder berusaha untuk mementingkan kepentingan para pemegang saham (Stockholder) saja, dimana para pemegang saham tentu saja akan mementingkan kepentinagan yaitu penghasilan yang tinggi baginya yaitu burupa deviden atau pembagian laba serta harga saham di pasar bursa. Dengan memperoleh deviden yang tinggi maka penghasilan mereka akan tinggi, sedangkan dengan naiknya nilai atau kurs saham akan merupakan kenaikkan kekayaan yang dimilikinya yaitu sahamnya itu dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. Pemenuhan kepentingan ataupun tuntutan dari para pemegang saham itu sering kali mengabaikan kepentingan pihak-pihak yang lain yang juga terlibat dalam kegiatan bisnis. Pihak lain yang keterkait dalam kegiatan bisnis tidak hanya para pemegang saham saja akan tetapi masih banyak lagi seperti : 
- Karyawan
- Konsumen
- Kreditur
- Lembaga-lembaga keuangan
- Pemerintah
Pengusaha yang menjalankan bisnisnya dengan mengingat atau memperhatikan pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan bisnis yang tidak saja hanya memperhatikan kepentingan pemegang saham saja , merupakan pengusaha yang menerapkan konsep baru yang dikenal dengan konsep "Stakeholder".
sumber : http://inn3.wordpress.com/2009/09/25/etika-bisnis/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar